A. Macam-macam karangan.
1. NARASI,
Adalah karangan yang berisi tentang rangkaian peristiwa yang susul-menyusul
sehingga membentuk alur cerita.
2. DESKRIPSI,
Adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan
sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengarkan hal tersebut.
3. EKSPOSISI,
Adalah karangan yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik
dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan.
4. ARGUMENTASI,
Paragraf argumentasi merupakan paragraf yang menjelaskan pendapat dengan
berbagai keterangan dan alasan. Kata-kata argumentatif adalah kata yang berarti
alasan. Jadi paragraf atau karangan argumentatif adalah suatu karangan yang
memberian dan menunjukkan alasan yang kuat untuk meyakinkan pembaca /
seseorang. Dalam proses paragraph argumentasi, penulis menyampaikan pendapat
yang disertai dengan penjelasan dan alasan yang kuat dengan tujuan supaya
pembaca bisa terpengaruh dengan apa yang ingin penulis sampaikan.
Ciri-ciri Pargaraf Argumentasi menurut pelajaran bahasa indonesia
1. Menjelaskan pendapat penulis supaya para pembaca yakin.
2. Memerlukan beberapa fakta untuk pembuktian berupa data akurat,
gambar/grafik,dan lain sebagainya
3. Mencari dan menemukan sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan
penelitian.
4. Penutup selalu berisi kesimpulan.
Contoh paragraf argumentasi sebenarnya juga bisa dimasukkan ke dalam
ekspositoris (menjelaskan). paragraf argumentasi biasa juga disebut juga
paragraf persuasi atau bujukan. Paragraf persuasi ini lebih bersifat membujuk
atau meyakinkan pembaca kepada suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini
menggunakan perkembangan analisis dan uraian.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat karangan / paragraph
argumentasi
Berpikir secara sehat, kritis, dan logis, serta tidak ngawur
1. Mencari, mengumpulkan, memilih fakta yang sesuai dengan tujuan dan topik,
serta mampu merangkaikan untuk membuktikan keyakinan atau pendapat. agar
pembaca bisa yakin dengan apa tujuan kita
2. Menjauhkan emosi dan unsur subjektif.
3. Menggunakan bahasa secara baik dan benar, efektif, dan tidak menimbulkan
salah penafsiran dari pembaca.
Paragraf argumentasi bahasa Indonesia
Paragraf argumentasi memiliki dua pola pengembangan, Sebab Akibat dan Akibat
Sebab:
1. Contoh paragraf argumentasi Sebab ke Akibat, yaitu jenis pola
pengembangan paragraf argumentasi yang berawal dari peristiwa awal yang
dianggap sebagai penyebab, lalu menuju kepada kesimpulan yang berupa efek atau
akibat yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut.
2. Contoh paragraf argumentasi Akibat ka Sebab, merupakan kebalikan dari
pola pengembangan paragraf argumentasi yang sebelumnya. Paragraf ini dimulai
dari menjelaskan suatu masalah yang dianggap sebagai akibat lalu bergerak
menuju hal-hal yang dianggap sebagai penyebab masalah / peristiwa tadi.
5. PERSUASI,
Adalah karangan yang bertujuan mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat
sesuatu sesuai keinginan penulis, atau karangan yang bersifat ajakan.
B. Contoh karangan.
1. NARASI,
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis.
Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan
di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang
dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia
ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno
dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada
tahun 1949.
Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama
pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok
pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan
hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang
2. DESKRIPSI
Irfan sempat setahun meninggalkan bangku sekolah, setamat SMP anak ketiga
dari empat bersaudara ini terpaksa harus turun ke jalan, menjajakan koran di
lampu-lampu merak kota Madiunr. Ketidakmampuan orang tua membuyarkan harapannya
untuk melanjutkan pendidikan ke SMA, jenjang yang lebih tinggi dari jasah yang
dipunyainya.
Di tengah kehilangan pengharapan, dia memperoleh informasi ada sekolah yang
bisa memberi kesempatan untuk terus belajar. Sekolah itu dalah SMA Tunas
Harapan Madiun. Tak banyak persyaratan, tidak mesti mengeluarkan biaya yang
cukup besar, sebagaimana lazimnya lembaga pendidikan formal lain. Ke sanalah
Irfan melangkah ditemani orang tuanya.
Irfan bukan satu-satunya siswa dari keluarga kurang mampu yang belajar di
sekolah itu. Ada Supri yang sehari-hari berjualan kue, ada juga Haris yang
sehari-hari menjual gula-gula. Sebagaimana halnya Irfan, Supri tidak bisa
melanjutkan pendidikan setamat SMP. Sebagai anak yatim yang sudah kehilangan
ayah, megelurakan uang untuk membiayai pendidikan menjadi suatu hal tak mudah
dijangkau. Irfan 17 tahun kini kelas 1, sedangkan Supri 19 tahun dan Haris 20
tahun duduk dikelas 2.
Kepala SMA Tunas Harapan Madiun, Bambang Sudibyo Samad, M.Pd.I menuturkan
sedikitnya ada 10 orang anak jalanan yang ditampung di sekolah ini. Tak hanya
putus sekolah karena ketidakmampuan orang tua tapi hampir semuanya juga sudah
menjadi pekerja, mencari uang untuk membantu orang tua.
Kebijakan seperti apa yang diberikan kepada mereka? Bambang menuturkan tidak
ada persyaratan administratif yang ketat, misalnya harus ada surat pindah atau
keterangan lain dari sekolah sebelumnya. Kalau sudah menunjukkan ijasah SMP
yang dimilikinya kita bisa terima. Yang penting mereka bisa bersekolah”
tuturnya. Hanya saja menurut Bambang meski sudah kembali bersekolah tapi
semuanya masih melakukan aktivitas kesehariannya, mencari uang di luar waktu
mereka sekolah.
Soal biaya, Bambang mengatakan, kita tidak memberikan beban biaya
pendaftaran. Kebijakan lain SPP hanya dikenai separo yang besarnya Rp. 13.000
per bulan. Itupun tidak semua mampu membayar meski telah diberi keringanan.
Menghadapi kenyataan semacam ini pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak,
Yayasan tidak masalah” tuturnya.
Bahkan, menurut Bambang ada tiga guru yang membantu pembiayaan lima anak.
Ada pula yang tetap bersekolah, tapi tidak membayar. Seragam sekolah pun ada
yang dibelikan guru, ada pula pemberian dari teman sesama siswa, terutama yang
sudah tamat. Bagi Bambang dan para pendidik di sekolah inimenarik anak usia
sekolah untuk bisa masuk ke lembaga pendidikan formal merupakan suatu kepuasan
yang tidak bisa dinilai dengan lembar-lembar rupiah.
SMA Tunas Harapan memang bukan sekolah favorit di kota itu. Terletak di
kelurahan Sambirejo, kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun. Lokasi sekolah ini tidak
berada di jalan utama. Bangunan sekolah berlantai dua seluas 380 meter persegi
dibangun di atas lahan seluas 410 meter persegi.
Kondisi ini menunjukkan ada halaman yang lapang untuk bisa digunakan siswa
bermain. Bahkan beberapa bagian atap bangunan sekolah ini juga sudah bocor.
Meski dalam kondisi sederhana, tapi Bambang masih bisa bersyukur “tidak ada
anak-anak yang berkeliaran pada jam-jam pelajaran berlangsung”
Dibangun pada 1998 kini SMA Tunas Harapan membina 300 siswa yang terdiri
atas 6 ruang kelas. Para siswa dididik oleh 18 guru, dua diantaranya guru
negeri yang diperbantukan. Dibanding tahun-yahun sebelumnya, sekolah ini pernah
mendidik siswa dalam jumlah yang cukup. Meski mengalami gelombang surut dalam
jumlah siswa, tapi dia masih menyimpan optimisme ditengah kesederhanaanya. “
Saya optimis sekolah ini kedepan bisa berkembang: katanya. “ Apalagi ada
kebersamaan diantara sesama guru” Bambang mungkin sama optimismenya dengan
Irfan, Supri atau Haris dalam memandang kehidupan yang lebih baik.
Membaca kutipan jenis karangan deskripsi di atas yang disusun kedalam
delapan paragraf, kita mendapat informasi tentang optimisme salah satu lembaga
pendidikan sederhana di Madiun, dan beberapa siswanya dari keluarga tidak mampu
yang mendapat bantuan dana untuk terus bersekolah. Wacana tersebut beruapaya
mendeskripsikan dari peristiwa yang satu ke peristiwa lainnya berdasarkan ruang
dan waktu. Kita sebagai pembaca akan ikut melihat, mendengar, serta merasakan
kesulitan yang dialami Irfan, Supri dan Haris ketika sekolah. Selain itu
dijelaskan pula kegiatan yang dilakukan sehari-hari sehabis sekolah, ada yang
menjajakan koran, menjual kue ataupun membantu orang tuanya. Kondisi sekolah,
tempat dan pendiriannya juga dideskripsikan satu persatu secara urut
dan lugas sehingga pembaca mengetahu kondisi SMA Tunas Harapan Madiun
sebenarnya.
3. EKSPOSISI
Dengan segala potensi yang dimilikinya itu, televisi telah mendatangkan
banyak perdebatan yang tidak kunjung berakhir. Bagi orang dewasa, mungkin apa
yang ditampilkan oleh televisi itu bukanlah sebuah masalah besar, sebab mereka
sudah mampu memilih, memilah dan memahami apa yang ditayangkan di layar
televisi. Namun bagaimana dengan anak-anak? Dengan segala kepolosan yang dimilikinya,
belum tentu mereka mampu menginterpretasikan apa yang mereka saksikan di layar
televisi dengan tepat dan benar. Padahal Keith W. Mielke sebagaimana dikutip
oleh Arini Hidayati dalam bukunya berjudul ‘Televisi dan Perkembangan Sosial
Anak’ mengatakan bahwa:
“Masalah paling mendasar bukanlah jumlah jam yang dilewatkan si anak untuk
menonton televisi, melainkan program-program yang ia tonton dan bagaimana para
orang tua serta guru memanfaatkan program-program ini untuk sedapat mungkin
membantu kegiatan belajar mereka.”(1998:74).
Dari kutipan tersebut diatas jelas bahwa yang harus diwaspadai oleh para
guru dan orang tua adalah acara apa yang ditonton anak di televisi itu dan
bukannya berapa lama anak menonton televisi. Padahal kecenderungan yang ada
justru sebaliknya. Orang tua jarang benar-benar memperhatikan apa yang ditonton
anak-anaknya dan lebih sering melarang anak-anak agar jangan menonton televisi
terlalu lama karena bisa mengganggu jam belajar mereka.
Disamping itu, apakah pernah pula terbersit dalam benak orang tua untuk ikut
menonton tayangan-tayangan televisi yang diklaim sebagai tayangan untuk
anak-anak? Pernahkan orang tua memperhatikan, apakah tayangan untuk anak itu
memang sesuai dengan usianya? Padahal disinilah peran orangtua menjadi sangat
penting artinya. Orang tualah yang menjadi guru, pembimbing, pendamping dan
pendorong pertumbuhan anak yang paling utama. Dari orangtualah anak pertama
kali belajar tentang sesuatu kebenaran dan kemudian menanamkan kepercayaan atas
kebenaran itu.
Sudah menjadi tanggung jawab orang tua pula untuk selalu mendampingi
anak-anak dalam menonton televisi, memberikan pengertian dan penjelasan atas
apa yang tidak dimengerti oleh anak-anak. Memberikan penjelasan kenapa suatu
tindak kekerasan bisa terjadi dan apa akibat dari semua itu.
Orang tua juga harus jeli dalam melihat program-program acara televisi yang
ditonton oleh anak. Apakah cocok dengan usianya, apakah bersifat mendidik atau
justru malah merusak moral si anak. Mungkin sebagai orang tua, tidak akan
kesulitan untuk langsung melarang seorang anak untuk menonton film-film dewasa
yang mengandung unsur seks dan kekerasan secara vulgar, karena dengan memandang
sepintas lalu saja sudah jelas diketahui bahwa acara tersebut tidak cocok untuk
anak. Tetapi pernahkah orangtua mengamati film-film kartun yang kelihatannya
memang sudah layak menjadi konsumsi anak-anak? Pernahkah orang tua peduli bahwa
berbagai tayangan film kartun Jepang yang mempertontonkan heroisme, seperti
film seri Kenji, Dragon Ball dan sebagainya telah menyebabkan seorang anak
menjadi seorang yang agresif? Demikian pula dengan tayangan film-film kartun
yang penuh romantisme seperti Sailor Moon? Dan bagaimana pula dengan film-film
yang lain?
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa tingkat pornografi pada film kartun
anak-anak itu cukup tinggi, dan diantara film-film kartun anak di Asia, film
kartun produksi Jepang menempati posisi paling tinggi dalam penayangan unsur
pornografi. Sebagai contoh, Film Seri Crayon Sinchan yang sekarang begitu di
gemari di Indonesia, ternyata di Jepang sendiri film tersebut tidak
diperuntukkan untuk konsumsi anak-anak melainkan untuk konsumsi orang dewasa
yang ingin kembali ke masa kanak-kanak. Akibatnya saat ini muncul perdebatan
yang cukup seru dalam membahas masalah film seri Crayon Sinchan ini.
Sebuah tulisan di Jawa Pos yang mengetengahkan keprihatinan terhadap film
tersebut mengatakan bahwa sosok Sinchan itu tidak cocok untuk menjadi teladan
bagi anak-anak. Sinchan sering bertindak kurang ajar dan kekurang ajarannya itu
sering mengarah ke masalah seks. Sebagai anak kecil, Sinchan sering bermimpi
tentang perempuan-perempuan dengan bikini dan ia pun senang sekali
menyingkapkan rok ibunya.
Memang dikatakan oleh Joseph T. Klapper bahwa media bukanlah penyebab
perubahan satu-satunya melainkan ada faktor-faktor lain yang menengahi
(mediating factors). Namun bagaimanapun juga, jika mengacu pada teori efek
media maka terdapat teori Belajar, dimana seseorang itu belejar melakukan
sesuatu dari media. Seorang anak bisa dengan fasihnya menirukan ucapan atau
lagu-lagu yang di dengarnya di televisi. Mereka pun dengan segala kepolosan dan
keluguannya sering pula menirukan segala gerak dan tingkah laku tokoh idolanya
di televisi. Dengan demikian tidaklah mustahil jika anak-anak pun akan
menirukan kenakalan Sinchan dengan segala kekurang ajarannya. Atau menirukan
tindakan Superman ketika menumpas kejahatan dengan memukuli anak lain yang
dianggapnya sebagai musuh. Dan ini menjadi langkah pembenar setiap anak-anak
berbuat sesuatu, yang bisa jadi melanggar norma umum yang ada di tengah
masyarakat kita.
Langkah Antisipasi
Bagaimanapun juga kehadiran televisi merupakan sebuah kebutuhan, tidak
sekadar sebagai sarana untuk memudahkan kita mengakses setiap informasi tapi
juga berperan sebagai sarana penghibur yang mudah untuk kita dapatkan. Tetapi,
tetap saja efek negatif selalu ada dan ini perlu untuk diantisipasi secara
serius. Apalagi kalau yang terkena dampaknya adalah anak-anak yang notabene
mereka akan menjadi iron stock di masa datang.
Secara khusus penulis berharap orang tua yang secara langsung berhubungan
dan berkaitan dengan pengaruh televisi terhadap anak-anak bisa mengambil
langkah-langkah nyata. Walaupun tidak menutup kemungkinan memberikan alternatif
solusi terhadap pihak terkait seperti pihak media televisi dan para pemerhati
media secara umum. Pertama, jelas perlu ada sosialisasi secara massif kepada
para orang tua tentang bahaya program yang ada di televisi pada setiap media yang
ada, termasuk koran ini dan juga diperlukan kewaspadaan yang penuh dengan tidak
membiarkan anak-anak menonton televisi dengan bebas. Meskipun label pihak
televisi yang diberikan adalah acara untuk anak. Kedua, perlu penjagaan program
acara televisi secara langsung dengan cara mendampingi waktu anak-anak menonton
televisi dan sekaligus bisa memberi penjelasan saat dibutuhkan. Untuk itu,
kesiapan orang tua untuk mendampingi di tengah kesibukan seabrek kegiatan
mutlak diperlukan. Ketiga, perlu diupayakan pemberdayaan masyarakat dengan
diadakan lembaga kontrol yang bisa memberi masukan dan kajian kritis tentang
isi program siaran televisi dan dampak yang ada.
4. ARGUMENTASI
Pengaruh Televisi pada Anak
Televisi merupakan media elektronik yang memiliki banyak saluran atau chanel
dengan berbagai program tayanganyang dapat ditonton penikmatnya. Penikmat
televisi pun dari berbagai kalangan, anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Namun dengan semakin banyaknya program tayangan yang ada, televisi dapat menimbulkan
berbagai masalah khususnya masalah pada anak.
Program-program acara televisi semakin lama tidak mementingkan unsur-unsur
mendidik melainkan hanya sebagai hiburan semata. Terutama sinetron-sinetron
anak yang di dalamnya terdapat adegan berkelahi hingga kisah percitaan yang
sebenarnya belum pantas disaksikan oleh anak-anak.
Bagi orang dewasa, mungkin apa yang ditampilkan oleh televisi itu bukanlah
sebuah masalah besar sebab mereka sudah mampu memilih memilah, dan memahami apa
yang dilihat pada layar televisi lain halnya dengan anak-anak. Belum tentu
mereka mampu mengerti dan memahami apa yang mereka saksikan di layar televisi
dengan tepat dan benar. Dengan kepolosannya bisa saja mereka meniru apa yang
telah ia saksikan sebelumnya.
Contohnya saja film anime Jepang Naruto yang menyebabkan anak-anak lebih
suka berkelahi menirukan adegan-adegan yang ada. Contoh lainnya ialah film
kartun Crayon Sinchan yang tayang setiap hari Minggu ini. Kartun ini memang
digemari oleh anak-anak di Indonesia, namun sosok Sinchan tidak cocok untuk
dijadikan teladan bagi anak-anak karena ia selalu memikirkan
perempuan-perempuan yang mengarah pada pola pikir kedewasaan.
Disamping itu, terkadang orang tua jarang memperhatikan dan jarang ikut
menonton tayangan-tayangan televisi yang sesuai dengan usia anaknya. Padahal
peran serta kejelian orang tualah yang diperlukan untuk memberikan pengertian
dan penjelasan bila anak tidak mengerti.
5. PERSUASI
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat Berbahaya. Selain
“Narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia adalah NAPZA yang merupakan (singkatan dari Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif) yang berarti bahan atau zat yang jika di
masukkan kedalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun
disuntikkan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku
seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Semua istilah ini baik “Narkoba” atau NAPZA, mengacu pasa sekelompok zat yang
umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunaannya.
Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa
dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk
penyakit tertentu. Namun kini pemanfaatannya disalahgunakan, diantaranya
dengan pemakaian yang telah diluar batas dosis (over dosis), hal tersebut
dikarenakan berbagai alasan mulai dari keinginan untuk coba-coba, bersenang-senang,
ikutan trend/gaya, lambing status social, ingin melupakan persoalan, dan
lain-lain maka narkoba disalahgunakan. Penggunaan terus-menerus dan
berkelanjutan akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi, disebut juga
kecanduan.
Penyalahgunaan terhadap narkoba sangat dipengaruhi oleh pergaulan bebas
remaja sekarang. Penolakan untuk ajakan mencoba merasa gengsi diucapkan, itu
karena pikiran tidak gaul jika belum mencicipi narkoba. Apalagi di era sekarang
dimana segala sesuatu mudah di dapatkan termasuk untuk mendapatkan barang yang
berwujud bubuk putih tersebut. Dampak yang paling fatal dari penyalahgunaan
narkoba ini adalah over dosis yang mengakibatkan kematian. Dari data BNN,
sekitar 15.000 orang harus meregang nyawa setiap tahunnya akibat pemakaian
narkoba, dimana 78% nya adalah remaja. Begitu banyaknya dampak yang ditimbulkan
dari penyalahgunaan narkoba ini, setidaknya remaja bisa berpikir lebih
bijaksana lagi sebelum mencoba hal-hal baru.
Begitu besarnya bahaya barkoba nampaknya kurang diperhatikan oleh remaja
yang masih bermental labil. Yang terpikir oleh mereka hanyalah kesenangan
sesaat yang ditimbulkan oleh narkoba. Padahal narkoba yang dikonsumsi secara
terus menerus dan juga dalam dosis yang tidak sesuai dapat menyebabkan rusaknya
organ tubuh (seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, pembuluh darah dan juga
system saraf pusat/otak) yang pastinya dapat merusak masa depan remaja
tersebut. Rusaknya organ reproduksi yang akan menyulitkan untuk mendapatkan
keturunan, HIV/AIDS (yang hingga sekarang belum ditemukan obat untuk
mengatasinya), hingga gangguan psikologis (tidak percaya diri, malas sehingga
menjauhkan diri dari prestasi) dan dampak social (dijauhi dari pergaulan social
yang nantinya mengakibatkan kehidupan si remaja semakin terkucilkan). Bangsa
ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan
merebaknya HIV/AIDS. Kehidupan remaja sama dengan kehilangan sumber daya
manusia bagi bangsa, karena remaja adalah pemegang tongkat estafet dan penerus
bangsa disaat akan datang.
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba diluar keperluan medis
tanpa pengawasa dokter, merupakan perbuatan melanggar hukum yang tertuang dalam
(pasal 59 UU No.5 Tahun 1997, tentang Psikotropika) dan (Undang-Undang No.22,
tahun 1997 tentang Narkotika). Sedangkan dalam pandangan agama islam
penyalahgunaan narkoba dan meminum minuman beralkohol merupakan dosa besar,
sebagaimana terdapat dalam (Q.S. Al-Baqarah, 2:219 dan Q.S. Al-Maidah, 5:91).
Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan akal sehat,
seperti halnya minuman bralkohol, haram hukumnya dalam (H.R. Abdullah bin
Umar.R.a).
Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba dikalangan pelajar, sudah
sebaiknya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak
termasuk orang tua, guru, dam masyarakat harus turut berperan aktif dalam
mewaspadai ancaman narkoba terutama remaja/pelajar saat ini. Sampai
sekarang belum ada pengobatan yang begitu efektif untuk para penderita pemakai
narkoba yang besar. Orang-orang yang memakai narkoba sama halnya dengan membeli
tiket satu jam perjalanan tanpa bisa kembali lagi. Itu artinya meskipun terasa
ada kesembuhan tetapi masih ada pengaruh yang membahayakan. Bukan hanya dampak
terhadap kesehatan apabila kita memakai narkoba tetapi kita juga bisa mendapat
hukuman. Jadi apapun alasannya narkoba bukan jalan untuk membantu kenikmatan
atau kesenangan hidup.
Berbicara tentang narkoba sepertinya kasus penyalahgunaan di Negara kita
tidak pernah ada habisnya. Berdasarkan data dari Badan Narkotikan Nasional
(BNN) hingga tahun 2008 saja jumlah pengguna narkoba di Inonesia mencapai 3,2
juta orang. Dari jumlah ini 32% nya adalah pelajar dan juga mahasiswa.
Jangan pernah merima ajakan untuk mencoba memakai narkoba. HINDARI NARKOBA
SEBELUM NARKOBA MENJERATMU. Karena penyalahgunaan narkoba adalah bayang-bayang
kematian dalam hidup, juga akan menghapus impian hidupmu, bahkan kepribadianmu.
Untuk itu apapun alasannya, dan sebabnya jangan pernah mengkonsumsi obat
terlarang tersebut apalagi hanya untuk pergaulan semata. Karena narkoba hidup
malu matipun malu. Sama sekali tidak ada manfaat dari pemakaian narkoba itu
sendiri.
AWAS KAMU NYOBA….. KETAGIHAN
KAMU MAKE…. KEMATIAN
SAY NO TO DRUGS !
NARKOBA ADALAH PEMBUNUH BERDARAH DINGIN !!
JAUHI ATAU MATI !!
REFERENSI:
http://nasi99.wordpress.com/2011/04/15/macam-macam-karangan-dan-pengertiannya/
http://aminsetyo.abatasa.co.id/post/detail/25822/contoh-karangan-narasi-terbaru.html
http://educationesia.blogspot.com/2012/12/contoh-karangan-deskripsi.html
http://www.jualbeliforum.com/sastra/276641-3-contoh-karangan-eksposisi.html
http://petikmakna.blogspot.com/2013/02/contoh-paragraf-argumentasi-beserta.html
http://irmakinanthi.wordpress.com/2013/01/27/contoh-karangan-argumentasi/
http://aneka-wacana.blogspot.com/2012/06/contoh-karangan-persuasi-tentang.html