Rabu, 13 Juni 2012

Contoh kasus mengenai elastisitas

Konsep elastistas digunakan untuk mengukur sampai dimana besarnya respon/kepekaan variabel terikat jika terjadi perubahan pada variabel bebas tertentu. Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas/indeks elastisitas. Elastisitas sendiri memiliki pengertian perubahan yang akan terjadi apabila satu atau lain hal berubah atau mengukur seberapa dalam perubahan demandnya.

Elastisitas Dalam Liberalisasi Perdagangan dan Pariwisata
Perdagangan bebas dan permintaan tenaga kerja di Industry India adalah elastis karena permintaan akan tenaga kerja di India pada masa pasca reformasi mengalami peningkatan sedangkan biaya atau gaji untuk tenaga kerja selalu mengalami penunan. Hal ini disebabkan karena ukuran yang signifikan untuk liberalisasi perdagangan dan melemahnya kekuasaan serikat buruh. Elastisitas tenaga kerja yang ada di praformasi dan di pascareformasi berbanding terbalik dan penurunan biaya tenaga kerja berbanding tidak sama dengan jumlah labor yang mengalami kenaikan pada pascareformasi. Elastis, karena permintaan akan tenaga kerja pada masa pascareformasi mengalami peningkatan sedangkan biaya tenaga kerja selalu mengalami penurunan. Elastis karena pada zaman sekarang labor diganti oleh mesin, jadi menyebabkan tingkat pengangguran yang ada.

Globalisasi dianggap memiliki efek buruk terhadap neraca perdagangan Indonesia. Dengan adanya perdagangan bebas/liberalisasi perdagangan maka, pemerintah mengurangi tarif impor dan pengenaan pajak. Dengan berkurangnya tariff impor, harga jadi menurun, income rumah tangga meningkat, impor meningkat namun ekspor menurun, hal itu membuat neraca perdagangan menjadi buruk. Namun sisi positif, kesejahteraan dalam negeri dan konsumsi rumah tangga meningkat. Untuk menyeimbangkan neraca perdagangan yang buruk, sektor pariwisata bisa menjadi solusinya. Kenaikan permintaan pariwisata asing meningkatkan produksi dan penyerapan tenaga kerja lokal. Dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa ini bersifat elastis. Untuk mencegah terjadinya inelastis maka pemerintah seharusnya membuat kebijakan untuk menaikan harga saja dan menurunkan tarif pajak.

Elastisitas Bahan Bakar
Efek jangka panjang dari kenaikan harga bahan bakar adalah kemungkinan pendapatan substansian dalam  biaya transportasi terutama dalam harga BBM membuat orang bereaksi mengatur jarak tempuh dan memilih yang lebih hemat bahan bakar seperti mobil hibrida/diesel. Untuk jangka panjang, elastisitas harga bensin berkisar antara -0,14 sampai -0,54 dan diesel 0,32. diesel disini merupakan bahan pengganti yang disebabkan oleh responden yang mengganti mobil BBMnya jadi mobil diesel. Harga BBM naik tidak berarti menaikan atau menurunkan permintaan dari BBM tersebut, masyarakat lebih melihat efisiensi dari penggunaan bahan bakar yaitu dengan menggantinya dengan diesel.

Kepadatan penduduk di perkotaan  juga dapat mempengaruhi permintaan relatif untuk bahan bakar. Kepadatan penduduk kota terhadap permintaan bahan bakar (-0.33 sampai -0.35) yaitu inelastic, fenomena ini, karena banyaknya fasilitas yang disediakan oleh pemerintah maka jarak yang di tempuh penduduk di perkotaan relative singkat. Pemakaian transportasi umum dapat menghemat pemakaian BBM sehingga dalam pemakaian BBM lebih efisiensi.  Harga BBM mempengaruhi permintaan bahan bakar sebagian besar melalui variasi dalam konsumsi bahan bakar per km dan jarak mengemudi.

Sedangkan di sector industry, kenaikan harga BBM dikhawatirkan mendorong lebih jauh penurunan kinerja industri hasil hutan kayu, khususnya dalam hal penawaran dan permintaannya. Model industri hasil hutan kayu yang dibangun telah menangkap realitas yang menjadi perhatian dalam kinerja industri hasil hutan kayu dan dapat menjelaskan hubungan-hubungan ekonomi yang terbentuk sesuai dengan prediksi teori. Dengan model yang diperoleh, dampak kebijakan pengurangan subsidi harga BBM terhadap kinerja industri hasil hutan kayu dan kesejahteraan sosial dianalisis. Secara umum, kenaikan harga BBM dengan adanya subsidi dari pemerintah cenderung inelastis, hal ini dikarenakan terbatasnya barang substitusi dan komplementer dari BBM tersebut. Selain itu, total revenue sangat dipengaruhi oleh subsidi dari pemerintah kepada perusahaan industri kayu tersebut.

Elastisitas Pemasaran Iklan
Ketika tingkat kepercayaan konsumen meningkat maka terciptalah sebuah brand yang terkenal, sehingga masyarakat tidak lagi memperhitungkan tingkat harga pada produk tersebut. Hal inilah yang kemudian dimaksud dengan iklan yang dapat mengurangi sensitivitas harga konsumen. Titik kunci adalah bahwa iklan dapat mempengaruhi elastisitas harga permintaan untuk merek dalam dua cara berbeda secara fundamental. Pertama, iklan dapat mempengaruhi parameter dari fungsi permintaan konsumen individu sedemikian rupa untuk membuat konsumen individu lebih atau kurang sensitive terhadap harga. Kedua, iklan dapat mempengaruhi komposisi dari 
himpunan konsumen yang membeli merek.  Dalam kasus ini, peneliti meneliti barang-barang yang elastis, sehingga iklan yang menguntungkan dan lebih berpengaruh pada elastisitas harga adalah iklan yang tidak menurunkan elastisitas permintaan. Hal ini terjadi karena ketika elastisitas harga suatu barang naik, maka permintaan barang tersebut akan turun karena terdapat barang-barang alternatif atau subtitusi lainnya. Sebagai tambahan, keadaan tersebut dapat menyebabkan produsen baru untuk masuk ke dalam pasar.

Konsumen menengah kebawah biasanya membeli produk pada saat produk tersebut ditawarkan dengan harga yang lebih murah. Namun lain halnya bagi masyarakat menengah keatas yang mempunyai persepsi sendiri tentang harga, dimana mereka menilai harga yang mahal mengidentifikasikan kualitas dari produk tersebut. Jika sebuah merek memiliki pencitraan  yang kuat dengan konsumen maka cenderung memiliki pangsa pasar yang lebih tinggi dan lebih mudah untuk mencapai penetrasi pasar yang lebih besar dan akan menghasilkan lebih efisien  pengeluaran biaya dalam mempromosikan produk tersebut.
 
Iklan juga mempengaruhi elastisitas konsumen dalam memberi barang. Semakin tinggi nilai rating maka kepercayaan semakin sangat tinggi, hal ini akan mempengaruhi elastisitas konsumen dalam membeli barang karena semakin konsumen percaya akan suatu produk maka daya belinya akan semakin tinggi.

http://yumeikochi.wordpress.com/2012/02/17/kasus-kasus-elastisitas/

Pengertian / Penjelasan Elastisitas

1. Pengertian Elastisitas
 
Salah satu pokok bahasan yang palin penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep elastisitas. Pemahaman dari elastisitas harga dari permitaan Dan penawaran membantu para ahli ekonomi untuk menjawab suatu pertanyaan, yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan Dan penawaran,  jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada “keseimbangan harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva demand Dan kurva supply beubah? Dan berapa besar pengaruhnya?

Untuk menjawab ini pakailah konsep elastisitas. Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/respon dari julah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya.

3.2. Elastisitas Permintaan
Elastisitas harga permintaanadalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
Dalam hal ini pada dasrnya ada tiga variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yahitu :
  1. elastisitas harga permintaan
  2. elastisitas silang
  3. elastisitas pendapatan

Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.

Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
  1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
  2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
  3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
  4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
  5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
3.2.          Elastisitas dan Penerimaan


Elastisitas berhubungan dengan reaksi jumlah barang terhadap perubahan harga, pada suatu kurva permintaan atau penawaran tertentu.

Elastisitas perlu diketahui oleh penjual sebab; jika jumlah barang besar reaksinya terhadap perubahan harga, maka suatu penurunan harga akan menaikkan jumlah pengeluaran konsumen untuk barang tersebut, berarti juga menaikkan penghasilan.

Jika jumlah barang tidak ada atau kecil reaksinya terhadap perubahan harga, maka penurunan harga hanya akan menurunkan jumlah penghasilan yang diterima penjual dari penjualan barang tersebut.

Bagi penjual yang penting adalah hubungan antara perubahan harga, elastisitas dan jumlah penerimaan penjual, jika kuantitas dikalikan dengan harga per unit, maka akan menghasilkan jumlah penerimaan, karena total penerimaan dari penjualan dalam suatu pasar adalah sama dengan harga produk kali dengan harga barang yang dijual (TR = P x Q).

Koefisien dari elastisitas permintaan dapat dipakai untuk meramalkan apa yang akan terjadi terhadap total penerimaan dari penjualan; apa yang akan terjadi dengan total pengeluaran konsumen bila harga berobah.

Sepanjang kurva permintaan, Harga dan Quantitas barang akan selalu bergerak berlawanan arah, suatu penurunan harga (p) akan memberikan total penerimaan yang lebih rendah dan suatu kenaikkan kuantitas (Q) akan menaikkan total penerimaan (TR).

Apa yang sesungguhnya terjadi terhadap Total Penerimaan, tergantung kepada reaksi permintaan terhadap perobahan harga barang.

Pada permintaan yang elastis, maka penurunan harga mengakibatkan persentase kenaikkan kuantitas yang dijual melebihi persentase turunnya harga, sehingga akan menyebabkan kenaikkan jumlah penerimaan.

Pada permintaan yang in elastis, maka suatu penurunan harga akan memberikan kenaikkan kuantitas yang terjual relatif lebih kecil daripada penurunan harga, sehingga jumlah penerimaan penjual menjadi turun.

Pada permintaan yang unitari, maka persentase kenaikan kuantitas akan sama dengan persentase harga, dan jumlah penerimaan penjual akan tetap tidak berubah jika terjadi kenaikkan harga dan sebaliknya.

Oleh karena itu, seorang penjual yang akan merubah harga harus memperhatikan elastisitas permintaan setiap tingkat harga tersebut.

Elastisitas akan besar bilamana :
  1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik
  2. harga relatif tinggi
  3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain

Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
  1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
  2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
  3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.


http://faizulmubarak.wordpress.com/2009/11/04/bab-iii-konsep-elastisitas-penawaran-dan-permintaan/

Kamis, 19 April 2012

Uang

Pengertian Uang

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang.Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.

Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.

Pada awalnya di Indonesia, uang —dalam hal ini uang kartal— diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.

Sejarah

Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem'barter'yaitu barang yang ditukar dengan barang. Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang: orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam.

Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama. Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul suatu anggapan kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut sebagai alat tukar.

http://id.wikipedia.org/wiki/Uang

Struktur pasar

Struktur pasar merupakan penggolongan pasar berdasarkan strukturnya. Dibagi kedalam beberapa bagian yaitu:
  1. Pasar persaingan sempurna: Jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat memengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari produsen A, produsen B, atau produsen C? Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap penjualan produk.  
  2. Pasar persaingan tidak sempurna yang terdiri atas:
a.       Pasar monopoli: Hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis".

Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap (black market).


b.      Pasar oligopoli: Pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Pasar oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.

Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.

Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga di antara pelaku usaha yang melakukan praktik oligopoli menjadi tidak ada.

Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.

Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel, sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebagiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel

c.       Pasar duopoli: Memiliki karakteristik yang sama dengan oligopoli, namun pada Pasar duopoli hanya ada dua perusahaan. Pasar duopoli adalah pasar yang dikuasai oleh 2 (dua) penjual dan bila pasar tersebut dikuasai oleh 2 (dua) pembeli disebut duopsoni.
d.      Pasar persaingan monopolistik Bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.

Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk memengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar sepeda motor di Indonesia. Produk sepeda motor memang cenderung bersifat homogen, tetapi masing-masing memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor Honda, di mana ciri khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan pada mesin yang stabil dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek mempunyai pelanggan setia masing-masing.

Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.

e.       Pasar monopsoni Jenis pasar dimana hanya ada satu pembeli. Monopsoni, adalah keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar komoditas.Kondisi Monopsoni sering terjadi didaerah-daerah Perkebunan dan industri hewan potong (ayam), sehingga posisi tawar menawar dalam harga bagi petani adalah nonsen. Perlu diteliti lebih jauh dampak fenomena ini, apakah ada faktor-faktor lain yang menyebabkan Monopsoni sehingga tingkat kesejahteraan petani berpengaruh.

Salah satu contoh monopsoni juga adalah penjualan perangkat kereta api di Indonesia. Perusahaan Kereta Api di Indonesia hanya ada satu yakni KAI, oleh karena itu, semua hasil produksi hanya akan dibeli oleh KAI.

f.       Pasar oligopsoni adalah bentuk pasar dimana barang yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan dan banyak perusahaan yang bertindak sebagai konsumen. Oligopsoni, adalah keadaan dimana dua atau lebih pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar komoditas.
http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_pasar 
http://sarahayu9.blogspot.com/2011/03/pasar-duopoli-dan-pasar-oligopoli.html

Sabtu, 07 April 2012

Manfaat-manfaat Pola Makan Ala Mediterania

Sejumlah penelitian yang dilakukan antara tahun 2006-2008 telah menunjukkan bahwa diet ala Mediterania memiliki sejumlah dampak positif terhadap kesehatan manusia. Diet ala Mediterania memiliki beberapa ciri, yaitu:
1. Konsumsi harian buah-buahan, sayur-mayur dan cereal yang tinggi.
2. Lebih sering mengkonsumsi ikan dibandingkan daging dan ayam
3. Rendahnya konsumsi saturated fats (daging, kulit ayam) dan tinggi konsumsi unsaturated fats
4. Jarang mengkonsumsi produk-produk susu
5. Jarang mengkonsumsi alkohol
6. Sering mengkonsumsi minyak zaitun

Berdasarkan penelitian, pola makan seperti ini mendatangkan banyak manfaat. Nah, apa saja sih manfaat pola makan seperti ini ? 

1. Memperpanjang usia harapan hidup:
Pada sebuah penelitian yang dilakukan pada 74.000 pria dan wanita Eropa yang sehat dan berusia minimum 60 tahun, menunjukkan bahwa diet ala Mediterania memiliki dietary score yang lebih tinggi
dibandingkan diet-diet lain. Dietary score yang lebih tinggi berkorelasi terhadap angka kematian yang lebih rendah.

2. Mencegah munculnya penyakit Alzheimer:
Peneliti Nikolaos Scarmeas, meneliti catatan pola makan selama beberapa tahun dari 194 penderita Alzheimer dan 1.790 orang sehat yang berusia rata-rata 76 tahun. Nikolaos Scarmeas mengukur kemiripan pola makan pertisipan dengan pola makan Mediterania. Pola makan dengan score nol,
menggambarkan pola makan yang tidak mirip sama sekali dengan pola makan Mediterania, sedangkan score sembilan menunjukkan bahwa pola makan tersebut amat mirip dengan pola makan Mediterania. Nikolaus kemudian melakukan uji fungsi-fungsi otak terhadap para partisipan. Hasilnya, para partisipan yang pola makannya mendekati pola makan Mediterania (scorenya 7-9) resiko terjangkit Alzhemeirnya 68% lebih rendah jika dibandingkan dengan partisipan yang memiliki pola makan lain.
Penelitian lain yang dilakukan di New York juga menunjukkan bahwa, para penderita Alzhemeier yang makan alam Mediterania memiliki usia harapan hidup 1.3 tahun lebih panjang jika dibandingkan dengan penderita dengan pola makan lain.


3. Mencegah anak menderita asma:
Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada bulan Januari 2008 menunjukkan bahwa, Ibu yang semasa hamil menggunakan pola makan ala Mediterania memiliki resiko yang lebih rendah untuk melahirkan bayi dengan penyakit asma. Dari 468 pasang ibu dan anak yang ia teliti, 36% ibu tidak berdiet ala Mediterania dan 74% lainnya berdiet ala Mediterania. Pada ibu yang tidak berdiet ala Mediterania semasa hamil, para peneliti menemukan bahwa 17% anak mereka menderita alergi kulit dan 6% anak
mereka menderita asma.


4. Mencegah munculnya alergi semasa kanak-kanak:
Sebuah penelitian dilakukan pada 700 orang anak berusia 7-18 tahun di daerah pedesaan di Yunani. Penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa, anak-anak yang berdiet ala Mediterania memiliki resiko yang lebih kecil untuk terjangkit alergi pernafasan, kulit dan penyekit asma.


5. Mencegah penyakit paru-paru
Sebuah penelitian pada 43.000 pria di Amerika Serikat menunjukkan bahwa, diet ala Mediterania menurunkan resiko terjangkit penmyakit paru-paru seperti ephysema dan bronchitis. Diet ala Mediterania bahkan menurunkan resiko terjangkit penyekit-penyakit ini dikalangan perokok.

http://ilmu-teknologi.blogspot.com/2008/05/manfaat-manfaat-pola-makan-ala.html

Pola Makan Untuk Meningkatkan Kinerja Otak

Makanan adalah sumber nutrisi bagi tubuh, termasuk bagi otak manusia. Karena itu tidak heran jika makan yang kita konsumsi amat berpengaruh kepada kemampuan otak kita. Pengaruh nutrisi makanan tidak dapat dirasakan secara seketika tetapi harus dikonsumsi secara teratur baik untuk sarapan, makan siang dan makan malam. Berikut ini adalah beberapa jenis makanan yang baik dikonsumsi untuk meningkatkan kinerja otak manusia.


Makan Pagi
Makanan yang kita konsumsi pada pagi hari adalah makanan paling penting bagi tubuh kita. Makanan-makanan ini adalah sumber nutrisi pertama yang masuk ke tubuh kita, dan akan mempengaruhi kinerja organ-organ tubuh sepanjang hari. Pada makan pagi disarankan untuk mengkonsumsi, makanan
yang rendah lemak misalnya buah-buahan. Berdasarkan penelitian, buah-buahan terbukti mampu meningkatkan kesigapan otak dalam berfikir. Selain kaya akan vitamin, buah-buahan juga merupakan sumber antioksidan yang dapat memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Namun harus diingat,
bagi penderita maag hindari buah-buahan yang asam seperti, jeruk.

Kopi dan teh adalah minuman yang amat baik pada saat sarapan. Kafeine yang terdapat pada kedua minuman ini dapat meningkatkan konsentrasi berfikir, reaksi dan ketajaman otak. Kopi dan teh juga merupakan sumber antioksidan yang menunjang kekebalan tubuh. Berdasarkan sebuah riset
yang dilaksanakan pada tahun 2002, kopi bahkan terbukti dapat menangkal penyakit Alzheimer dan kemunduran mental akibat penuaan. Hindari makanan yang tinggi lemak dan kolesterol misalnya, daging, sosis, dan telur. Selain sulit dicerna, makanan-makanan ini dapat menghambat
aliran darah ke otak.

Makan Siang
Saat makan siang disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya protein misalnya, ikan. Selain kaya akan protein, ikan juga mengandung asam amino tyrosine. Menurut para ahli, asam amino dapat memacu munculnya dopamine dan norepinephrine. Selain menjaga kinerja otak di siang hari,
aktifnya dopamine juga dapat menghindarkan kita dari serangan penyakit parkinson.

Kacang-kacangan seperti kedelai, juga merupakan sumber protein yang amat baik dikonsumsi. Selain mengandung protein, kacang-kacangan juga lebih rendah lemak dibandingkan daging, dapat menurunkan kolesterol, dan kaya akan zat besi, mangan, fosfor dan zinc. Kedelai bahkan dapat mencegah timbulnya penyakit osteoporosis pada wanita. Hindarkan makan nasi, mie, roti dan makanan yang manis pada siang hari. Makanan-makanan ini mengandung banyak gula yang dapat menurunkan respon otak manusia sehingga membuat kita mengantuk.

Makan Malam
Pada saat makan malam dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya karbohidrat seperti, kentang, mie cereal, oat, dan nasi. Karbohidrat dalam makanan akan berubah menjadi serotonin yang akan membuat otak menjadi lebih rileks. Otak yang rileks akan membuat tidur kita lebih nyenyak sehingga tubuh akan lebih segar esok hari.  Oat adalah pilihan yang terbaik untuk makan malam. Selain mengandung karbohidrat, makanan ini juga mampu menekan kadar kolesterol dan kaya akan serat yang membantu pencernaan.

Hindari makanan yang tinggi protein pada malam hari. Hindari juga minum minuman berenergi atau suplemen otak pada malam hari. Minuman berenergi pada umumnya mengandung kafein yang justru membuat otak kita sulit untuk beristirahat.

http://ilmu-teknologi.blogspot.com/2008/05/pola-makan-untuk-meningkatkan-kinerja.html