Konsep elastistas digunakan untuk mengukur sampai dimana besarnya
respon/kepekaan variabel terikat jika terjadi perubahan pada variabel
bebas tertentu. Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari
besarnya angka koefisien elastisitas/indeks elastisitas. Elastisitas
sendiri memiliki pengertian perubahan yang akan terjadi apabila satu
atau lain hal berubah atau mengukur seberapa dalam perubahan demandnya.
Elastisitas Dalam Liberalisasi Perdagangan dan Pariwisata
Perdagangan bebas dan permintaan tenaga kerja di Industry India
adalah elastis karena permintaan akan tenaga kerja di India pada masa
pasca reformasi mengalami peningkatan sedangkan biaya atau gaji untuk
tenaga kerja selalu mengalami penunan. Hal ini disebabkan karena ukuran
yang signifikan untuk liberalisasi perdagangan dan melemahnya kekuasaan
serikat buruh. Elastisitas tenaga kerja yang ada di praformasi dan di
pascareformasi berbanding terbalik dan penurunan biaya tenaga kerja
berbanding tidak sama dengan jumlah labor yang mengalami kenaikan pada
pascareformasi. Elastis, karena permintaan akan tenaga kerja pada masa
pascareformasi mengalami peningkatan sedangkan biaya tenaga kerja selalu
mengalami penurunan. Elastis karena pada zaman sekarang labor diganti
oleh mesin, jadi menyebabkan tingkat pengangguran yang ada.
Globalisasi dianggap memiliki efek buruk terhadap neraca perdagangan Indonesia. Dengan adanya perdagangan bebas/liberalisasi perdagangan maka, pemerintah mengurangi tarif impor dan pengenaan pajak. Dengan berkurangnya tariff impor, harga jadi menurun, income rumah tangga meningkat, impor meningkat namun ekspor menurun, hal itu membuat neraca perdagangan menjadi buruk. Namun sisi positif, kesejahteraan dalam negeri dan konsumsi rumah tangga meningkat. Untuk menyeimbangkan neraca perdagangan yang buruk, sektor pariwisata bisa menjadi solusinya. Kenaikan permintaan pariwisata asing meningkatkan produksi dan penyerapan tenaga kerja lokal. Dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa ini bersifat elastis. Untuk mencegah terjadinya inelastis maka pemerintah seharusnya membuat kebijakan untuk menaikan harga saja dan menurunkan tarif pajak.
Elastisitas Bahan Bakar
Efek jangka panjang dari kenaikan harga bahan bakar adalah
kemungkinan pendapatan substansian dalam biaya transportasi terutama
dalam harga BBM membuat orang bereaksi mengatur jarak tempuh dan memilih
yang lebih hemat bahan bakar seperti mobil hibrida/diesel. Untuk jangka
panjang, elastisitas harga bensin berkisar antara -0,14 sampai -0,54
dan diesel 0,32. diesel disini merupakan bahan pengganti yang disebabkan
oleh responden yang mengganti mobil BBMnya jadi mobil diesel. Harga BBM
naik tidak berarti menaikan atau menurunkan permintaan dari BBM
tersebut, masyarakat lebih melihat efisiensi dari penggunaan bahan bakar
yaitu dengan menggantinya dengan diesel.
Kepadatan penduduk di perkotaan juga dapat mempengaruhi permintaan relatif untuk bahan bakar. Kepadatan penduduk kota terhadap permintaan bahan bakar (-0.33 sampai -0.35) yaitu inelastic, fenomena ini, karena banyaknya fasilitas yang disediakan oleh pemerintah maka jarak yang di tempuh penduduk di perkotaan relative singkat. Pemakaian transportasi umum dapat menghemat pemakaian BBM sehingga dalam pemakaian BBM lebih efisiensi. Harga BBM mempengaruhi permintaan bahan bakar sebagian besar melalui variasi dalam konsumsi bahan bakar per km dan jarak mengemudi.
Sedangkan di sector industry, kenaikan harga BBM dikhawatirkan mendorong lebih jauh penurunan kinerja industri hasil hutan kayu, khususnya dalam hal penawaran dan permintaannya. Model industri hasil hutan kayu yang dibangun telah menangkap realitas yang menjadi perhatian dalam kinerja industri hasil hutan kayu dan dapat menjelaskan hubungan-hubungan ekonomi yang terbentuk sesuai dengan prediksi teori. Dengan model yang diperoleh, dampak kebijakan pengurangan subsidi harga BBM terhadap kinerja industri hasil hutan kayu dan kesejahteraan sosial dianalisis. Secara umum, kenaikan harga BBM dengan adanya subsidi dari pemerintah cenderung inelastis, hal ini dikarenakan terbatasnya barang substitusi dan komplementer dari BBM tersebut. Selain itu, total revenue sangat dipengaruhi oleh subsidi dari pemerintah kepada perusahaan industri kayu tersebut.
Elastisitas Pemasaran Iklan
Ketika tingkat kepercayaan konsumen meningkat maka terciptalah sebuah brand
yang terkenal, sehingga masyarakat tidak lagi memperhitungkan tingkat
harga pada produk tersebut. Hal inilah yang kemudian dimaksud dengan
iklan yang dapat mengurangi sensitivitas harga konsumen. Titik
kunci adalah bahwa iklan dapat mempengaruhi elastisitas harga
permintaan untuk merek dalam dua cara berbeda secara
fundamental. Pertama, iklan dapat mempengaruhi parameter dari fungsi
permintaan konsumen individu sedemikian rupa untuk membuat konsumen
individu lebih atau kurang sensitive terhadap harga. Kedua, iklan dapat
mempengaruhi komposisi dari
himpunan konsumen yang membeli merek. Dalam
kasus ini, peneliti meneliti barang-barang yang elastis, sehingga iklan
yang menguntungkan dan lebih berpengaruh pada elastisitas harga adalah
iklan yang tidak menurunkan elastisitas permintaan. Hal ini terjadi
karena ketika elastisitas harga suatu barang naik, maka permintaan
barang tersebut akan turun karena terdapat barang-barang alternatif atau
subtitusi lainnya. Sebagai tambahan, keadaan tersebut dapat menyebabkan
produsen baru untuk masuk ke dalam pasar.
Konsumen menengah kebawah biasanya membeli produk pada saat produk tersebut ditawarkan dengan harga yang lebih murah. Namun lain halnya bagi masyarakat menengah keatas yang mempunyai persepsi sendiri tentang harga, dimana mereka menilai harga yang mahal mengidentifikasikan kualitas dari produk tersebut. Jika sebuah merek memiliki pencitraan yang kuat dengan konsumen maka cenderung memiliki pangsa pasar yang lebih tinggi dan lebih mudah untuk mencapai penetrasi pasar yang lebih besar dan akan menghasilkan lebih efisien pengeluaran biaya dalam mempromosikan produk tersebut.
Iklan
juga mempengaruhi elastisitas konsumen dalam memberi barang. Semakin
tinggi nilai rating maka kepercayaan semakin sangat tinggi, hal ini akan
mempengaruhi elastisitas konsumen dalam membeli barang karena semakin
konsumen percaya akan suatu produk maka daya belinya akan semakin
tinggi.
http://yumeikochi.wordpress.com/2012/02/17/kasus-kasus-elastisitas/
http://yumeikochi.wordpress.com/2012/02/17/kasus-kasus-elastisitas/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar