Selasa, 07 Mei 2013

Contoh proposal ilmiah

B. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Permasalahaan yang dihadapi ekonomi dunia dewasa ini semakin pelik. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga komonitas dunia terutama harga minyak dan pangan, diperparah lagi dengan krisis  keuangan hebat yang melanda Amerika Serikat yang mengakibatkan luluhnya industry keuangan global. Krisis ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan inflasi dibeberapa negara, yang akan diikuti oleh kenaikan suku bunga, dan gejolak nilai tukar. Mengingat sistem keuangan suatu negara tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling terkait dan terintegrasi dengan sistem keuangan dinegara lain secara global, maka guncangan dunia keuangan global ini akan menjadi batu ujian pada kekuatan perekonomian nasional kedepan. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti fenomena tersebut melalui tesis yang bertitel: Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga Riil Terhadap Cadangan Primer Dan Kredit Untuk Nasabah Bank Mandiri”.

Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan:
1. Bagaimanakah pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY terhadap cadangan primer Bank Mandiri ?
2. Bagaimanakah pengaruh suku bunga riil Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang terhadap cadangan primer Bank Mandiri ?
3. Bagaimanakah pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY terhadap kredit untuk nasabah Bank Mandiri ?
4. Bagaimanakah pengaruh suku bunga riil Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang terhadap kredit untuk nasabah Bank Mandiri ?

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY terhadap cadangan primer Bank Mandiri.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga riil Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang terhadap cadangan primer Bank Mandiri.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY terhadap kredit untuk nasabah Bank Mandiri.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga riil Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang terhadap kredit untuk nasabah Bank Mandiri.

Kegunaan Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.

1. Manfaat akademis
Penelitian ini erat hubungannya dengan mata kuliah Manajemen Dana Bank, Manajemen Perkreditan, Keuangan Internasional, Institusi Depositori dan Pasar Modal, sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapkan penulis dan semua pihak yang berkepentingan dapat lebih memahaminya.
2. Manfaat dalam implementasi atau praktik.
Penelitian ini memfokuskan kepada Bank Mandiri sebagai objek penelitian, sehingga diharapkan para pengambil kebijakan dalam Bank Mandiri maupun pihakpihak lain yang berkepentingan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Batasan Masalah
Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan tersebut pada:

1. Mengingat banyaknya jumlah bank di Indonesia, maka penulis dalam penelitiaan ini hanya menggunakan aktiva pada Bank Mandiri sebagai bahan penelitian.

2. Aktiva suatu bank terdiri dari beberapa pos, sehingga penulis akan mengelompokan pos-pos pada aktiva tersebut berdasarkan skala prioritas penggunaan dana, yaitu:

a. Cadangan primer; terdiri dari kas, penempatan pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, dan penempatan pada lain.
b. Cadangan sekunder; terdiri dari surat berharga yang dimiliki, dan obligasi pemerintah.
c. Kredit untuk nasabah; terdiri dari kredit yang diberikan.
d. Investasi untuk pendapatan; terdiri dari penyertaan. Dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan pembahasan pada cadangan primer dan kredit untuk nasabah.

3. Sesuatu hal yang tidak mungkin penulis lakukan untuk memasukan semua data suku bunga, inflasi, dan kurs rupiah terhadap semua negara, maka dalam penelitiaan ini penulis membatasinya dengan menggunakan data suku bunga, inflasi, dan kurs rupiah terhadap negara Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang.

4. Data penelitiaan yang digunakan adalah data per-triwulan dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2008, diawali dari triwulan IV tahun 2000 sampai dengan triwulan II tahun 2008.

5. Data yang diteliti seluruhnya merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan bulanan, triwulan, dan tahunan Bank Indonesia. Data yang dikumpulkan berupa data runtun waktu (time series).

6. Alat bantu yang digunakan untuk menganalisa data statistik agar dapat diolah, ditampilkan, dan dimanipulasi sehingga dapat menyajikan suatu informasi dalam penelitian ini menggunakan peranti lunak atau software SPSS dan EView

REFERENSI
http://www.slideshare.net/hamisatimuftia/contoh-proposal-penelitian-ilmiah-7903509

Contoh laporan ilmiah yang baik


BAB I
PENDAHULUAN
I1. Latar Belakang

Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia, baik itu secara budaya maupun ragawi. Antropologi Ragawi berusaha untuk menjelaskan tentang bagaimana terjadinya bermacam-macam ras manusia dipandang dari ciri -ciri fisiknya, baik secara fenotip maupun genotip. Antropologi Dental merupakan bagian dari Antropologi Ragawi yang mempelajari tentang gigi. Mempelajari Antropologi Dental dapat mengetahui pengertian dentisi (khususnya bentuk gigi ditinjau dari sudut pandang anatomi, paleontologi antr opologi, dan odontologi), dan
morfologi dentisi berdasarkan variasi dan perbedaan dalam rentang ruang dan waktu.

Antropologi Dental merupakan bagian dari ilmu alam, karena dia merupakan bagian dari Antropologi Ragawi. Dalam studi Antropologi Dental, mau ti dak mau seseorang harus mengaitkannya dengan ilmu alam dan ilmu sosial. Dengan kajian Antropologi Dental seseorang dapat, misalnya, menentukan karakteristik ras, mengetahui faktor -faktor sosial apa yang berkontribusi terhadap karies dan penyakit periodonta l, dan menggunakan Antropologi Dental seorang paleoantropolog dapat melacak evolusi dari ordo primata (Artaria, 2009:1) Gigi geligi dan mulut mempunyai arti penting dalam kehidupan karena di samping merupakan alat pengunyah makanan, gigi dan mulut juga mer upakan alat komunikasi.

Kesehatan gigi dan mulut di samping merupakan salah satu unsur penunjang kesehatan individual, juga penting bagi kehidupan sosial. Seseorang yang kesehatan gigi dan mulutnya kurang baik, biasanya malu untuk bergaul dengan lingkungan nya. Gigi memiliki banyak fungsi sebagaimana organ -organ keras tubuh kita lainnya.

I2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari proposal ini adalah :
- Bagaimana perbedaan derajad atrisi antara cetak gigi dari individu sekarang dengan tengkorak pada ras deutromelayid?

I4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari proposal ini adalah untuk mengetahui derajad perbedaan Atrisi intensif gigi posterior. Manfaat dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat perbedaan atrisi pada g igi ditinjau dari pola diet antara manusia sekarang dengan manusia jaman dahulu. Peneliti memilih gigi posterior karena gigi posterior cenderung berpeluang lebih besar terdapat atrisi.

I5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan derajad atrisi pada gigi posterior dengan pembanding tengkorak dan cetakan gigi dari manusia hidup. Tengkorak mewakili populasi dari masa lampau, dan cetakan gigi mewakili populasi modern.

I7. Metode Penelitian
Metode penelitian oleh penulis dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaian obyek, dan subyek yang diteliti serta studi ilmu penulis, sehingga penulis dapat mengetahui perbedaan derajad atrisi gigi posterior pada tengkorak dan manusia hidup pada ras deutromelayid.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Atrisi
Bangsa Indonesia dengan berbagai macam suku dan kebiasaan yang beraneka coraknya, tentu akan memberikan berbagai variasi pola perubahan gigi. Demikian pula dengan pola dan derajat atrisi gigi yang terjadi.

Menurut Murphy,1959; Cook et al., 1984 (dalam Wijaya, 1996:5) pola dan derajat keausan gigi akan sangat bermanfaat bagi penentuan usia orang dewasa. Sedang pola dan derajat keausan gigi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, lingkungan dan kebiasaan individu dan masyarakat yang dihubungkan dengan kebiasaan makan, jenis makanan, dan cara mengunyah. Faktor -faktor ini sebagai pengaruh luar. Sedangkan faktor dari dalam antara lain, kerasnya gigi, kondisi tulang penyangga, jaringan periodontal, dan tonus otot pengunyahan.

II.2 Hal-hal yang berhubungan dengan Atrisi
Dari pengertian atrisi di atas, jelas bahwa atrisi berhubungan dengan pengunyahan. Berbicara tentang penguyahan akan berhubungan dengan sistem penguyahan, yaitu tulang, persendian, ligamen, gigi, dan otot-otot. Semua ini akan dikontrol oleh sistem kontrol saraf. Setiap gerakan akan dikoordinasi untuk memperoleh fungsi maksimum dengan kerusakan seminimal mungkin. Pada saat mengunyah, komponen yang pertama berhubungan dengan makanan adalah gigi-geligi untuk menghancurkan partikel -partikel makanan agar dapat ditelan. Keras, lunaknya makanan akan berpengaruh langsung terhadap keausan permukaan email, sebelum berpengaruh terhadap kompon-komponen lain seperti dentin, pulpa, jaringan penyangga gigi, TMJ (temporomandibular joint), dan otot-otot. Individu yang sering mengkonsumsi makanan keras, permukaan daerah kunyah akan terlihat aus (Wijaya, 1996:8).

II.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Atrisi
Biasanya diasumsikan bahwa atrisi terjadi ketika gigi mengunyah sesuatu yang keras (Wolpoff, 1970 dalam Hillson, 2002:242), tetapi pengunyahan terjadi hanya dalam waktu yang sangat sedikit dalam waktu 24 jam. Gigi lebih mungkin untuk dikatupkan satu sama lain ketika tidak sedang dalam mengunyah. Bruxisme atau kerot baik ketika tidur maupun bangun menyebabkan keausan yang besar daripada pengunyahan. Beberapa studi klinis telah memfokuskan terutama pada abnormalitas keausan yang parah (Johansson et al., 1991; Johansson, 1992 dalam Hillson, 2002:242). Beberapa studi (Owen et al., 1991 dalam Hillson, 2002:242) menunjukkan adanya hubungan antara ukuran dan bentuk condylus mandibularis dan keausan, sementara penelitian yang lain (Whittaker et al., 1985 dalam Hillson, 2002:242) tidak menunjukkan adanya korelasi tersebut. Studi yang lain menunjukkan adanya hubungan antara degenerasi pada TMJ dan keausan (Richards dan Brown, 1981, Richards, 1990 dalam Hillso n 2002:242), sementara penelitian yang lain menunjukkkan tidak ada hubungan diantara keduanya (Seligman et al., 1988; Sheridan et al., 1991; Pullinger & Seligman, 1993 dalam Hillson 2002:242). Martin, 1990,

II.4 Pola makan, Keausan dan Keausan Micro (Microwear)
Pada tingakatan makroskopis, keausan gigi men unjukkan beberapa pola khusus, contohnya kelompok pemburu-peramu mempunyai distribusi yang berbeda dan sudut keausan yang berbeda dari kelompok agrikultural. Di Amerika Utara pola keausan yang berubah cocok dengan bukti-bukti tingkatan karies dan isotop ya ng stabil berkaitan dengan semakin banyaknya dikonsumsinya jagung. Bahkan ketika dilihat dengan mata telanjang keausan gigi mempunyai tempat yang penting dalam rekonstruksi manusia di masa lalu. Studi tentang microwear gigi masih berlanjut, banyak sekali p erbedaan-perbedaaan microwear tetapi hasilnya masih sulit untuk di interpretasi (Hillson, 2002:292).

BAB III
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
III.1 Temuan Data
III.1.1 Tempat, Waktu, dan Populasi Peneleitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mulai tanggal 2 November samp ai tanggal 17 Desember 2009, di Laboratorium Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga. Sampel tengkorak berjumlah 12 buah, dengan pembagian 10 tengkorak laki - laki dan 2 tengkorak perempuan. Sedangkan sampel manusia (cetakan gigi) berjumlah 50 buah, dengan pembagian 7 cetak gigi laki -laki dan 43 cetak gigi perempuan. Target populasi pada orang dewasa usia 18 – 50 tahun, di daerah perkotaan.

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan data di lapangan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
17. Tinggi rendahnya derajat atrisi ditentukan oleh pola makan dan kebiasaan tiap-tiap individu. Tetapi, pola makan memang mempunyai peran yang sangat dominan pada proses pengausan pada gigi. Frekuensi pengunyahan yang dibutuhkan untuk menghancurkan makanan keras lebih besar dibandingkan makanan lunak. Faktor dari oklusi juga penting, karena ada beberapa penelitian yang menemukan pada saat pengunyahan terjadi, maka lambat laun substansi gigi akan mengalami keausan.

18. Jenis kelamin tidak mempengaruhi tinggi rendahnya deraj ad atrisi antara tengkorak dengan manusia hidup. Meskipun terdapat perbedaan pola makan diantara keduanya, tetapi hal tersebut tidak berpengaruh sama sekali terhadap atrisi. Tetapi, hasil dilapangan menemukan derajad atrisi yang tinggi rata –rata ditemukan pada sampel perempuan. Dengan catatan, dari total 62 sampel, 44 diantaranya adalah perempuan. 19. Pada populasi manusia modern, atrisi cenderung tidak ada bahkan melambat, karena faktor makanan yang mulai lembut dan tidak mengandung kerikil selain itu juga banyak ditemukan gigi yang tidak tumbuh, adaptasi dari gigi karena jarang digunakan, meskipun sudah dewasa.

20. Pada populasi masa lampau, atrisi masih berpeluang muncul selain karena faktor makanan yang masih keras dan teknik penyiapan makanan yang masih sederhana, juga pengetahuan akan kesehatan gigi dan mulut masih kurang. 21. Terlihat pola-pola atrisi gigi rahang bawah lebih parah daripada gigi –gigi rahang atas. Hal ini disebabkan pada saat proses mengunyah, gigi -gigi rahang atas hanya bersifat pasif, sedang gigi -gigi rahang bawah bersifat aktif. 22. Bagian sisi kiri, baik pada rahang atas maupun rahang bawah, merupakan sisi yang paling dominan digunakan untuk mengunyah. Hal ini dibuktikan dengan tabel frekuensi kemunculan atrisi di tiap molar pada rahang dan sisi yang berbeda menunjukkan M 1 sampai M 3 rahang atas sisi kiri lebih banyak skor atrisinya.

23. Derajad atrisi akan bertambah parah dengan bertambahnya usia, karena semakin lama mengkonsumsi makanan keras, gesekan pada gigi yang terjadi lebih banyak, atrisi yang te rjadi akan lebih parah.

IV.2 Saran
Berdasarkan penemuan yang diperoleh dari penelitian ini, dapat dianjurkan beberapa saran sebagai berikut:

4. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut serta selalu menjaga kebersihan gigi.
5. Perlunya penelitian lebih lanjut bagaimana pola karies pada gigi geligi yang mengalami atrisi.
6. Dari peneletian ini diharapkan adanya penelitian yang lebih lanjut untuk mengkaji serta mencari alternatif terbaik dalam penanganan atrisi.
7. Perlu adanya literatur, jurnal, ataupun buku tentang atrisi yang pembuatnya orang Indonesia.

REFERENSI :
http://www.slideshare.net/nishaalifani/contoh-tulisanilmiahlaporanpenelitian

Jenis-jenis Karangan Beserta Contohnya


A. Macam-macam karangan.

1. NARASI,
Adalah karangan yang berisi tentang rangkaian peristiwa yang susul-menyusul sehingga membentuk alur cerita.

2. DESKRIPSI,
Adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengarkan hal tersebut.
3. EKSPOSISI,

Adalah karangan yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan.
4. ARGUMENTASI,

Paragraf argumentasi merupakan paragraf yang menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan dan alasan. Kata-kata argumentatif adalah kata yang berarti alasan. Jadi paragraf atau karangan argumentatif adalah suatu karangan yang memberian dan menunjukkan alasan yang kuat untuk meyakinkan pembaca / seseorang. Dalam proses paragraph argumentasi, penulis menyampaikan pendapat yang disertai dengan penjelasan dan alasan yang kuat dengan tujuan supaya pembaca bisa terpengaruh dengan apa yang ingin penulis sampaikan.
Ciri-ciri Pargaraf Argumentasi menurut pelajaran bahasa indonesia
1. Menjelaskan pendapat penulis supaya para pembaca yakin.
2. Memerlukan beberapa fakta untuk pembuktian berupa data akurat, gambar/grafik,dan lain sebagainya
3. Mencari dan menemukan sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
4. Penutup selalu berisi kesimpulan.
Contoh paragraf argumentasi sebenarnya juga bisa dimasukkan ke dalam ekspositoris (menjelaskan). paragraf argumentasi biasa juga disebut juga paragraf persuasi atau bujukan. Paragraf persuasi ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca kepada suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis dan uraian.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat karangan / paragraph argumentasi

Berpikir secara sehat, kritis, dan logis, serta tidak ngawur
1. Mencari, mengumpulkan, memilih fakta yang sesuai dengan tujuan dan topik, serta mampu merangkaikan untuk membuktikan keyakinan atau pendapat. agar pembaca bisa yakin dengan apa tujuan kita
2. Menjauhkan emosi dan unsur subjektif.
3. Menggunakan bahasa secara baik dan benar, efektif, dan tidak menimbulkan salah penafsiran dari pembaca.

Paragraf argumentasi bahasa Indonesia
Paragraf argumentasi memiliki dua pola pengembangan, Sebab Akibat dan Akibat Sebab:
1. Contoh paragraf argumentasi Sebab ke Akibat, yaitu jenis pola pengembangan paragraf argumentasi yang berawal dari peristiwa awal yang dianggap sebagai penyebab, lalu menuju kepada kesimpulan yang berupa efek atau akibat yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut.
2. Contoh paragraf argumentasi Akibat ka Sebab, merupakan kebalikan dari pola pengembangan paragraf argumentasi yang sebelumnya. Paragraf ini dimulai dari menjelaskan suatu masalah yang dianggap sebagai akibat lalu bergerak menuju hal-hal yang dianggap sebagai penyebab masalah / peristiwa tadi.

5. PERSUASI,
Adalah karangan yang bertujuan mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu sesuai keinginan penulis, atau karangan yang bersifat ajakan.

B. Contoh karangan.

1. NARASI,
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.

Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.

Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang

2. DESKRIPSI
Irfan sempat setahun meninggalkan bangku sekolah, setamat SMP anak ketiga dari empat bersaudara ini terpaksa harus turun ke jalan, menjajakan koran di lampu-lampu merak kota Madiunr. Ketidakmampuan orang tua membuyarkan harapannya untuk melanjutkan pendidikan ke SMA, jenjang yang lebih tinggi dari jasah yang dipunyainya.

Di tengah kehilangan pengharapan, dia memperoleh informasi ada sekolah yang bisa memberi kesempatan untuk terus belajar. Sekolah itu dalah SMA Tunas Harapan Madiun. Tak banyak persyaratan, tidak mesti mengeluarkan biaya yang cukup besar, sebagaimana lazimnya lembaga pendidikan formal lain. Ke sanalah Irfan melangkah ditemani orang tuanya.
Irfan bukan satu-satunya siswa dari keluarga kurang mampu yang belajar di sekolah itu. Ada Supri yang sehari-hari berjualan kue, ada juga Haris yang sehari-hari menjual gula-gula. Sebagaimana halnya Irfan, Supri tidak bisa melanjutkan pendidikan setamat SMP. Sebagai anak yatim yang sudah kehilangan ayah, megelurakan uang untuk membiayai pendidikan menjadi suatu hal tak mudah dijangkau. Irfan 17 tahun kini kelas 1, sedangkan Supri 19 tahun dan Haris 20 tahun duduk dikelas 2.
Kepala SMA Tunas Harapan Madiun, Bambang Sudibyo Samad, M.Pd.I menuturkan sedikitnya ada 10 orang anak jalanan yang ditampung di sekolah ini. Tak hanya putus sekolah karena ketidakmampuan orang tua tapi hampir semuanya juga sudah menjadi pekerja, mencari uang untuk membantu orang tua.

Kebijakan seperti apa yang diberikan kepada mereka? Bambang menuturkan tidak ada persyaratan administratif yang ketat, misalnya harus ada surat pindah atau keterangan lain dari sekolah sebelumnya. Kalau sudah menunjukkan ijasah SMP yang dimilikinya kita bisa terima. Yang penting mereka bisa bersekolah” tuturnya. Hanya saja menurut Bambang meski sudah kembali bersekolah tapi semuanya masih melakukan aktivitas kesehariannya, mencari uang di luar waktu mereka sekolah.

Soal biaya, Bambang mengatakan, kita tidak memberikan beban biaya pendaftaran. Kebijakan lain SPP hanya dikenai separo yang besarnya Rp. 13.000 per bulan. Itupun tidak semua mampu membayar meski telah diberi keringanan. Menghadapi kenyataan semacam ini pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak, Yayasan tidak masalah” tuturnya.

Bahkan, menurut Bambang ada tiga guru yang membantu pembiayaan lima anak. Ada pula yang tetap bersekolah, tapi tidak membayar. Seragam sekolah pun ada yang dibelikan guru, ada pula pemberian dari teman sesama siswa, terutama yang sudah tamat. Bagi Bambang dan para pendidik di sekolah inimenarik anak usia sekolah untuk bisa masuk ke lembaga pendidikan formal merupakan suatu kepuasan yang tidak bisa dinilai dengan lembar-lembar rupiah.
SMA Tunas Harapan memang bukan sekolah favorit di kota itu. Terletak di
kelurahan Sambirejo, kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun. Lokasi sekolah ini tidak berada di jalan utama. Bangunan sekolah berlantai dua seluas 380 meter persegi dibangun di atas lahan seluas 410 meter persegi.
Kondisi ini menunjukkan ada halaman yang lapang untuk bisa digunakan siswa bermain. Bahkan beberapa bagian atap bangunan sekolah ini juga sudah bocor. Meski dalam kondisi sederhana, tapi Bambang masih bisa bersyukur “tidak ada anak-anak yang berkeliaran pada jam-jam pelajaran berlangsung”

Dibangun pada 1998 kini SMA Tunas Harapan membina 300 siswa yang terdiri atas 6 ruang kelas. Para siswa dididik oleh 18 guru, dua diantaranya guru negeri yang diperbantukan. Dibanding tahun-yahun sebelumnya, sekolah ini pernah mendidik siswa dalam jumlah yang cukup. Meski mengalami gelombang surut dalam jumlah siswa, tapi dia masih menyimpan optimisme ditengah kesederhanaanya. “ Saya optimis sekolah ini kedepan bisa berkembang: katanya. “ Apalagi ada kebersamaan diantara sesama guru” Bambang mungkin sama optimismenya dengan Irfan, Supri atau Haris dalam memandang kehidupan yang lebih baik.

Membaca kutipan jenis karangan deskripsi di atas yang disusun kedalam delapan paragraf, kita mendapat informasi tentang optimisme salah satu lembaga pendidikan sederhana di Madiun, dan beberapa siswanya dari keluarga tidak mampu yang mendapat bantuan dana untuk terus bersekolah. Wacana tersebut beruapaya mendeskripsikan dari peristiwa yang satu ke peristiwa lainnya berdasarkan ruang dan waktu. Kita sebagai pembaca akan ikut melihat, mendengar, serta merasakan kesulitan yang dialami Irfan, Supri dan Haris ketika sekolah. Selain itu dijelaskan pula kegiatan yang dilakukan sehari-hari sehabis sekolah, ada yang menjajakan koran, menjual kue ataupun membantu orang tuanya. Kondisi sekolah, tempat dan pendiriannya juga dideskripsikan satu persatu secara urut
dan lugas sehingga pembaca mengetahu kondisi SMA Tunas Harapan Madiun sebenarnya.

3. EKSPOSISI

Dengan segala potensi yang dimilikinya itu, televisi telah mendatangkan banyak perdebatan yang tidak kunjung berakhir. Bagi orang dewasa, mungkin apa yang ditampilkan oleh televisi itu bukanlah sebuah masalah besar, sebab mereka sudah mampu memilih, memilah dan memahami apa yang ditayangkan di layar televisi. Namun bagaimana dengan anak-anak? Dengan segala kepolosan yang dimilikinya, belum tentu mereka mampu menginterpretasikan apa yang mereka saksikan di layar televisi dengan tepat dan benar. Padahal Keith W. Mielke sebagaimana dikutip oleh Arini Hidayati dalam bukunya berjudul ‘Televisi dan Perkembangan Sosial Anak’ mengatakan bahwa:
“Masalah paling mendasar bukanlah jumlah jam yang dilewatkan si anak untuk menonton televisi, melainkan program-program yang ia tonton dan bagaimana para orang tua serta guru memanfaatkan program-program ini untuk sedapat mungkin membantu kegiatan belajar mereka.”(1998:74).
Dari kutipan tersebut diatas jelas bahwa yang harus diwaspadai oleh para guru dan orang tua adalah acara apa yang ditonton anak di televisi itu dan bukannya berapa lama anak menonton televisi. Padahal kecenderungan yang ada justru sebaliknya. Orang tua jarang benar-benar memperhatikan apa yang ditonton anak-anaknya dan lebih sering melarang anak-anak agar jangan menonton televisi terlalu lama karena bisa mengganggu jam belajar mereka.

Disamping itu, apakah pernah pula terbersit dalam benak orang tua untuk ikut menonton tayangan-tayangan televisi yang diklaim sebagai tayangan untuk anak-anak? Pernahkan orang tua memperhatikan, apakah tayangan untuk anak itu memang sesuai dengan usianya? Padahal disinilah peran orangtua menjadi sangat penting artinya. Orang tualah yang menjadi guru, pembimbing, pendamping dan pendorong pertumbuhan anak yang paling utama. Dari orangtualah anak pertama kali belajar tentang sesuatu kebenaran dan kemudian menanamkan kepercayaan atas kebenaran itu.
Sudah menjadi tanggung jawab orang tua pula untuk selalu mendampingi anak-anak dalam menonton televisi, memberikan pengertian dan penjelasan atas apa yang tidak dimengerti oleh anak-anak. Memberikan penjelasan kenapa suatu tindak kekerasan bisa terjadi dan apa akibat dari semua itu.
Orang tua juga harus jeli dalam melihat program-program acara televisi yang ditonton oleh anak. Apakah cocok dengan usianya, apakah bersifat mendidik atau justru malah merusak moral si anak. Mungkin sebagai orang tua, tidak akan kesulitan untuk langsung melarang seorang anak untuk menonton film-film dewasa yang mengandung unsur seks dan kekerasan secara vulgar, karena dengan memandang sepintas lalu saja sudah jelas diketahui bahwa acara tersebut tidak cocok untuk anak. Tetapi pernahkah orangtua mengamati film-film kartun yang kelihatannya memang sudah layak menjadi konsumsi anak-anak? Pernahkah orang tua peduli bahwa berbagai tayangan film kartun Jepang yang mempertontonkan heroisme, seperti film seri Kenji, Dragon Ball dan sebagainya telah menyebabkan seorang anak menjadi seorang yang agresif? Demikian pula dengan tayangan film-film kartun yang penuh romantisme seperti Sailor Moon? Dan bagaimana pula dengan film-film yang lain?

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa tingkat pornografi pada film kartun anak-anak itu cukup tinggi, dan diantara film-film kartun anak di Asia, film kartun produksi Jepang menempati posisi paling tinggi dalam penayangan unsur pornografi. Sebagai contoh, Film Seri Crayon Sinchan yang sekarang begitu di gemari di Indonesia, ternyata di Jepang sendiri film tersebut tidak diperuntukkan untuk konsumsi anak-anak melainkan untuk konsumsi orang dewasa yang ingin kembali ke masa kanak-kanak. Akibatnya saat ini muncul perdebatan yang cukup seru dalam membahas masalah film seri Crayon Sinchan ini.

Sebuah tulisan di Jawa Pos yang mengetengahkan keprihatinan terhadap film tersebut mengatakan bahwa sosok Sinchan itu tidak cocok untuk menjadi teladan bagi anak-anak. Sinchan sering bertindak kurang ajar dan kekurang ajarannya itu sering mengarah ke masalah seks. Sebagai anak kecil, Sinchan sering bermimpi tentang perempuan-perempuan dengan bikini dan ia pun senang sekali menyingkapkan rok ibunya.

Memang dikatakan oleh Joseph T. Klapper bahwa media bukanlah penyebab perubahan satu-satunya melainkan ada faktor-faktor lain yang menengahi (mediating factors). Namun bagaimanapun juga, jika mengacu pada teori efek media maka terdapat teori Belajar, dimana seseorang itu belejar melakukan sesuatu dari media. Seorang anak bisa dengan fasihnya menirukan ucapan atau lagu-lagu yang di dengarnya di televisi. Mereka pun dengan segala kepolosan dan keluguannya sering pula menirukan segala gerak dan tingkah laku tokoh idolanya di televisi. Dengan demikian tidaklah mustahil jika anak-anak pun akan menirukan kenakalan Sinchan dengan segala kekurang ajarannya. Atau menirukan tindakan Superman ketika menumpas kejahatan dengan memukuli anak lain yang dianggapnya sebagai musuh. Dan ini menjadi langkah pembenar setiap anak-anak berbuat sesuatu, yang bisa jadi melanggar norma umum yang ada di tengah masyarakat kita.

Langkah Antisipasi

Bagaimanapun juga kehadiran televisi merupakan sebuah kebutuhan, tidak sekadar sebagai sarana untuk memudahkan kita mengakses setiap informasi tapi juga berperan sebagai sarana penghibur yang mudah untuk kita dapatkan. Tetapi, tetap saja efek negatif selalu ada dan ini perlu untuk diantisipasi secara serius. Apalagi kalau yang terkena dampaknya adalah anak-anak yang notabene mereka akan menjadi iron stock di masa datang.

Secara khusus penulis berharap orang tua yang secara langsung berhubungan dan berkaitan dengan pengaruh televisi terhadap anak-anak bisa mengambil langkah-langkah nyata. Walaupun tidak menutup kemungkinan memberikan alternatif solusi terhadap pihak terkait seperti pihak media televisi dan para pemerhati media secara umum. Pertama, jelas perlu ada sosialisasi secara massif kepada para orang tua tentang bahaya program yang ada di televisi pada setiap media yang ada, termasuk koran ini dan juga diperlukan kewaspadaan yang penuh dengan tidak membiarkan anak-anak menonton televisi dengan bebas. Meskipun label pihak televisi yang diberikan adalah acara untuk anak. Kedua, perlu penjagaan program acara televisi secara langsung dengan cara mendampingi waktu anak-anak menonton televisi dan sekaligus bisa memberi penjelasan saat dibutuhkan. Untuk itu, kesiapan orang tua untuk mendampingi di tengah kesibukan seabrek kegiatan mutlak diperlukan. Ketiga, perlu diupayakan pemberdayaan masyarakat dengan diadakan lembaga kontrol yang bisa memberi masukan dan kajian kritis tentang isi program siaran televisi dan dampak yang ada.

4. ARGUMENTASI

Pengaruh Televisi pada Anak
Televisi merupakan media elektronik yang memiliki banyak saluran atau chanel dengan berbagai program tayanganyang dapat ditonton penikmatnya. Penikmat televisi pun dari berbagai kalangan, anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Namun dengan semakin banyaknya program tayangan yang ada, televisi dapat menimbulkan berbagai masalah khususnya masalah pada anak.

Program-program acara televisi semakin lama tidak mementingkan unsur-unsur mendidik melainkan hanya sebagai hiburan semata. Terutama sinetron-sinetron anak yang di dalamnya terdapat adegan berkelahi hingga kisah percitaan yang sebenarnya belum pantas disaksikan oleh anak-anak.
Bagi orang dewasa, mungkin apa yang ditampilkan oleh televisi itu bukanlah sebuah masalah besar sebab mereka sudah mampu memilih memilah, dan memahami apa yang dilihat pada layar televisi lain halnya dengan anak-anak. Belum tentu mereka mampu mengerti dan memahami apa yang mereka saksikan di layar televisi dengan tepat dan benar. Dengan kepolosannya bisa saja mereka meniru apa yang telah ia saksikan sebelumnya.

Contohnya saja film anime Jepang Naruto yang menyebabkan anak-anak lebih suka berkelahi menirukan adegan-adegan yang ada. Contoh lainnya ialah film kartun Crayon Sinchan yang tayang setiap hari Minggu ini. Kartun ini memang digemari oleh anak-anak di Indonesia, namun sosok Sinchan tidak cocok untuk dijadikan teladan bagi anak-anak karena ia selalu memikirkan perempuan-perempuan yang mengarah pada pola pikir kedewasaan.

Disamping itu, terkadang orang tua jarang memperhatikan dan jarang ikut menonton tayangan-tayangan televisi yang sesuai dengan usia anaknya. Padahal peran serta kejelian orang tualah yang diperlukan untuk memberikan pengertian dan penjelasan bila anak tidak mengerti.


5. PERSUASI
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat Berbahaya. Selain “Narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah NAPZA yang merupakan (singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) yang berarti bahan atau zat yang jika di masukkan kedalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikkan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Semua istilah ini baik “Narkoba” atau NAPZA, mengacu pasa sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunaannya.

Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini pemanfaatannya disalahgunakan,  diantaranya dengan pemakaian yang telah diluar batas dosis (over dosis), hal tersebut dikarenakan berbagai alasan mulai dari keinginan untuk coba-coba, bersenang-senang, ikutan trend/gaya, lambing status social, ingin melupakan persoalan, dan lain-lain maka narkoba disalahgunakan. Penggunaan terus-menerus dan berkelanjutan akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi, disebut juga kecanduan.

Penyalahgunaan terhadap narkoba sangat dipengaruhi oleh pergaulan bebas remaja sekarang. Penolakan untuk ajakan mencoba merasa gengsi diucapkan, itu karena pikiran tidak gaul jika belum mencicipi narkoba. Apalagi di era sekarang dimana segala sesuatu mudah di dapatkan termasuk untuk mendapatkan barang yang berwujud bubuk putih tersebut. Dampak yang paling fatal dari penyalahgunaan narkoba ini adalah over dosis yang mengakibatkan kematian. Dari data BNN, sekitar 15.000 orang harus meregang nyawa setiap tahunnya akibat pemakaian narkoba, dimana 78% nya adalah remaja. Begitu banyaknya dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba ini, setidaknya remaja bisa berpikir lebih bijaksana lagi sebelum mencoba hal-hal baru.

Begitu besarnya bahaya barkoba nampaknya kurang diperhatikan oleh remaja yang masih bermental labil. Yang  terpikir oleh mereka hanyalah kesenangan sesaat yang ditimbulkan oleh narkoba. Padahal narkoba yang dikonsumsi secara terus menerus dan juga dalam dosis yang tidak sesuai dapat menyebabkan rusaknya organ tubuh (seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, pembuluh darah dan juga system saraf pusat/otak) yang pastinya dapat merusak masa depan remaja tersebut. Rusaknya organ reproduksi yang akan menyulitkan untuk mendapatkan keturunan, HIV/AIDS (yang hingga sekarang belum ditemukan obat untuk mengatasinya), hingga gangguan psikologis (tidak percaya diri, malas sehingga menjauhkan diri dari prestasi) dan dampak social (dijauhi dari pergaulan social yang nantinya mengakibatkan kehidupan si remaja semakin terkucilkan). Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehidupan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa, karena remaja adalah pemegang tongkat estafet dan penerus bangsa disaat akan datang.

Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba diluar keperluan medis tanpa pengawasa dokter, merupakan perbuatan melanggar hukum yang tertuang dalam (pasal 59 UU No.5 Tahun 1997, tentang Psikotropika) dan (Undang-Undang No.22, tahun 1997 tentang Narkotika). Sedangkan dalam pandangan agama islam penyalahgunaan narkoba dan meminum minuman beralkohol merupakan dosa besar, sebagaimana terdapat dalam (Q.S. Al-Baqarah, 2:219 dan Q.S. Al-Maidah, 5:91). Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan akal sehat, seperti halnya minuman bralkohol, haram hukumnya dalam (H.R. Abdullah bin Umar.R.a).

Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba dikalangan pelajar, sudah sebaiknya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dam masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terutama remaja/pelajar saat ini.  Sampai sekarang belum ada pengobatan yang begitu efektif untuk para penderita pemakai narkoba yang besar. Orang-orang yang memakai narkoba sama halnya dengan membeli tiket satu jam perjalanan tanpa bisa kembali lagi. Itu artinya meskipun terasa ada kesembuhan tetapi masih ada pengaruh yang membahayakan. Bukan hanya dampak terhadap kesehatan apabila kita memakai narkoba tetapi kita juga bisa mendapat hukuman. Jadi apapun alasannya narkoba bukan jalan untuk membantu kenikmatan atau  kesenangan hidup.

Berbicara tentang narkoba sepertinya kasus penyalahgunaan di Negara kita tidak pernah ada habisnya. Berdasarkan data dari Badan Narkotikan Nasional (BNN) hingga tahun 2008 saja jumlah pengguna narkoba di Inonesia mencapai 3,2 juta orang. Dari jumlah ini 32% nya adalah pelajar dan juga mahasiswa.
Jangan pernah merima ajakan untuk mencoba memakai narkoba. HINDARI NARKOBA SEBELUM NARKOBA MENJERATMU. Karena penyalahgunaan narkoba adalah bayang-bayang kematian dalam hidup, juga akan menghapus impian hidupmu, bahkan kepribadianmu.

Untuk itu apapun alasannya, dan sebabnya jangan pernah mengkonsumsi obat terlarang tersebut apalagi hanya untuk pergaulan semata. Karena narkoba hidup malu matipun malu. Sama sekali tidak ada manfaat dari pemakaian narkoba itu sendiri.

AWAS KAMU NYOBA….. KETAGIHAN
KAMU MAKE…. KEMATIAN
SAY NO TO DRUGS !
NARKOBA ADALAH PEMBUNUH BERDARAH DINGIN !!
JAUHI ATAU MATI !! 

REFERENSI:
http://nasi99.wordpress.com/2011/04/15/macam-macam-karangan-dan-pengertiannya/
http://aminsetyo.abatasa.co.id/post/detail/25822/contoh-karangan-narasi-terbaru.html
http://educationesia.blogspot.com/2012/12/contoh-karangan-deskripsi.html
http://www.jualbeliforum.com/sastra/276641-3-contoh-karangan-eksposisi.html
http://petikmakna.blogspot.com/2013/02/contoh-paragraf-argumentasi-beserta.html
http://irmakinanthi.wordpress.com/2013/01/27/contoh-karangan-argumentasi/
http://aneka-wacana.blogspot.com/2012/06/contoh-karangan-persuasi-tentang.html